Minggu, 13 Oktober 2013

Bintang

Diposting oleh Yuniar C di 11.53
Udah lama nggak blog ini, kangen rasanya =)) Cerpen terbaru dari gue, masih fresh, belum pernah ditulis di "SHAWTY". SHAWTY tu buku cerpen gua yang udah 4 tahun nemenin gue nulis cerpen. Yah..Nggak setiap hari sih nulisnya, kadang" 1 bulan sekali. Wkwkwk.. Udah lah jangan terlalu bicarain SHAWTY, ntar dibacok lagi (?) Read ya.... Mian kalo kurang berkesan, maklum admin masih belum ahli.

BINTANG




              Seorang gadis lumpuh sedang duduk sendirian sambil memutar sebuah lagu dengan MP3 pemberian Bintang di sebuah taman. Orang-orang yang berlalu lalang tak dipedulikannya, saat ini yang ada dipikirannya adalah kenangannya bersama sahabatnya Bintang.Ya, cuma Bintang yang mau bersahabat dengannya. Cuma dia yang mau menerima keadaan Bulan dengan tulus. Semakin lama lagu tersebut didengar oleh Bulan, semakin keras tangisan Bulan. Dia teringat 10 tahun yang lalu, dimana dia tak akan pernah kembali. 

=FLASBACK=

             “Mungkinkah bila ku bertanya, pada bintang – bintang...” Bulan bernyanyi sambil menghampiri kendaraan yang berhenti pada saat lampu merah. Panas matahari yang menyengat tak  mematahkan semangatnya mencari uang untuk sebutir beras. Bulan merasakan ada yang memperhatikannya secara diam-diam, tapi dia tepiskan pikiran itu. Setelah lampu hijau menyala, Bulan segera kembali ke pinggir jalan. Saat sedang melamun,tiba-tiba ada yang mengagetkannya.
“Hei..kok melamun aja ? Ada masalah ?” teriak Bintang sambil menatap Bulan.
“Ah..engga nggak papa kok. Kamu siapa ?”
“Aku Bintang. Aku sering ngeliat kamu disini. Nggak pernah ngerasa ya ?” kata Bintang sambil tersenyum jahil
“Nggak. Ngapain kamu ngeliatin aku ngamen ? Kurang kerjaan tau nggak ?” kata Bulan sambil pasang muka pura-pura marah
“Abisnya aku salut sama kamu. Kamu tetap tegar melewati berbagai ejekan. Kamu nggak peduli apa yang dikatakan orang-orang tentang kamu.”kata Bintang sambil memandang jalanan
“Oh…itu. Penderitaan yang membuatku semakin kuat dan berkembang. Dengan penderitaanlah aku tumbuh,penderitaan tidak selalu negative. Tergantung dari orang yang memandangnya, maka pandanglah dari sisi positif.”
“Bijaksana banget kata-kata kamu !”
“Makasih... Ngomong-ngomong kamu nggak sekolah ?”
“Udah pulang. Kamu nggak sekolah ?”
“Udah nggak sekolah lagi. Aku putus sekolah sejak lulus SMP”
“Menurutku kamu orangnya pintar,kenapa nggak ikut beasiswa ?”
“Dulu waktu SMP pernah ikut, kalau beasiswa aku harus mempertahankan ranking 1 ku. Tapi semua teman-temanku pada curang yaitu dengan menyuap guru-guru, dan yang lain-lain” jelas Bulan sambil terisak
“Oh begitu…dunia ini memang semakin kejam. Jangan ikuti perkembangan yang buruk, tapi ikutilah perkembangan jaman yang baik bagi dirimu. Jika cara tradisional lebih baik dari modern, tetaplah gunakan cara tradisional.” kata Bintang sambil menatap Bulan
Hari berganti hari. Bulan dan Bintang semakin dekat. Kedua sahabat tersebut saling mengerti satu sama lain, saling melengkapi satu sama lain. Dan itulah yang membuat mereka kuat.
“Bintang, liat deh bulannya. Indah ya ?” tanya Bulan sambil menatap Bulan
“Iya…Bulan memuji Bulan. Hehehe…Bulan itu mencerminkan dirimu sendiri.”
“Kenapa bisa ? Dia bisa bersinar terang, sedangkan aku hanya pengamen yang tidak punya kaki.”
“Walau kamu nggak punya kaki, tapi kamu bisa menerangi orang-orang sekitar mu dengan kebaikan mu yang tulus secara tidak sadar.Bulan memantulkan sinar matahari. Kamu memantulkan sinar dari Tuhan, dan menyebarkannya ke orang-orang sekitarmu dengan tulus” kata Bintang bijaksana
“Bintang diatas juga kaya kamu. Yang selalu menemani Bulan, sehingga Bulan tidak kesepian,sebagai partner Bulan dalam memantulkan kebahagiaan ke orang-orang sekitar. Tanpa Bintang, Bulan akan kesepian. Jadi Bulan mohon, Bintang jangan ninggalin Bulan.” Kata Bulan sambil menatap Bintang mendalam
“Nggak ada yang abadi di dunia ini, Bulan. Jika takdir mengatakan aku harus pergi, maka aku akan pergi. Sudah ada yang mengaturnya. Jika aku pergi, pasti ada yang menggantikan aku. Tuhan tak pernah bersikap tak adil kepada umat-Nya.”
“Kamu bisa melawan takdir, Bin ! Nggak ada dan nggak akan ada yang ngegantiin kamu.”
“Melawan takdir sama dengan melawan perintah-Nya. Aku nggak bisa. Pasti ada, percayalah Bulan. Kamu hanya butuh satu kata, yaitu PERCAYA”
Esok hari setelah pertemuan Bulan dan Bintang, ada kabar yang menyedihkan untuk Bulan. Ternyata selama ini Bintang mengidap penyakit kanker stadium 4. Dan setelah pertemuan kemarin, Bintang telah kembali ke Yang Maha Kuasa.
“BINTAAANG !!!” tangis Bunga pecah ketika melihat tubuh Bintang terbaring kaku di rumahnya
“Jangan tinggalin aku ! Aku nggak bisa hidup tanpa kamu ! Kamu sahabatku yang terbaik !”
“Anda yang bernama Bunga ?” Tanya seorang ibu-ibu berwajah pucat
“Iya tante. Kenapa ?”
“Saya ibunya Bintang. Terima kasih telah menemani Bintang diakhir hidupnya. Ini ada surat dari Bintang sebelum dia dipanggil Yang Maha Kuasa.” Kata Ibu Bintang sambil terisak
“Makasih tante karena sudah menyampaikan suratnya. Semoga Bintang tenang di sisi-Nya. Tante  dan keluarga Tante yang kuat ya !”
Bunga membaca surat yang diberikan Bintang. Isinya
                        “Halo Bulan ! Kamu ingat nggak soal pujianku tentang kamu ? Kalo kamu itu tegar dan kuat. Bulan, maafin aku ya, aku nggak bisa nemenin kamu selamanya. Sebenarnya aku mengidap penyakit kanker, dan sudah stadium 4. Sudah saatnya aku kembali di sisi-Nya. Teruslah berjalan, jangan pernah menengok ke belakang, jangan dengarkan orang lain tentang kekuranganmu. Percayalah, kekuranganmu itulah yang membuatmu istimewa. Selamat tinggal, Bulan. Selalu tersenyum ya !”

=FLASBACK END=

                   Lagu yang diputar Bulan sudah habis. Tiba-tiba terdengar teriakan yang memanggil namanya.
“BULAAAN !!!”
“Riko ? Kenapa bisa disini ?” Tanya Bulan sambil menghapus air matanya
“Bulan, anak kamu nyariin kamu tuh !” kata Riko sambil memandang Bulan dengan heran
“Baiklah. Aku pulang, kamu sudah mengganti popok mereka kan ?”
“Iyaa,Bulan. “
Riko mendorong kursi roda Bulan menuju ke rumah mereka. Sekarang Bulan sudah bersuami dan mempunyai anak. Bintang lah yang merubah sifat Bulan dari yang tertutup menjadi terbuka bagi semua orang. Anak Bulan dia namakan Bintang Tristan Adi. Nama Bintang Tristan diambil dari seseorang yang pernah mengajarkannya arti hidup, dan Adi adalah nama tengah suaminya yaitu Riko Adi Pratama. Bulan dan keluarga barunya hidup bahagia sampai ajal menjemput.
"Kamu pantas ngedapetin itu semua Bulan ! Aku bangga padamu" kata Bintang sambil menatap Bulan dari awan-awan 

==========================TAMAT================================== 

0 comments:

 

SKY HIGH Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos